Metode Mengajar Ekspositori
Eureka Pendidikan - Metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu. Seangkan metode mengajar adalah suatu cara yang direncanakan dan digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai (Sri Anitah dan Yetti Supriyati, 2008: 4.3). Mengajar Fisika merupakan kegiatan guru agar siswanya
belajar untuk mendapatkan kemampuan, keterampilan dan sikap Fisika. Pengertian metode mengajar Fisika adalah suatu cara atau teknik mengajar Fisika yang disusun secara sistematik dan logik ditinjau dari segi hakekat Fisika dan segi psikologiknya. Salah satu metode mengajar yang ada adalah metode ekspositori. Sunartomb (2009) menyatakan bahwa “Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan”.
Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan
metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Wina Sanjaya (2008:179) berpendapat bahwa “metode pengajaran ekspositori adalah metode pengajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal”.
Pada metode ini, setelah guru beberapa saat memberikan informasi guru mulai dengan menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan keterampilannya mengenai pola, aturan dan dalil tentang konsep tersebut, siswa bertanya, guru memeriksa apakah siswa sudah mengerti atau belum. Kegiatan selanjutnya ialah guru memberikan contoh-contoh soal aplikasi konsep tersebut, selanjutnya meminta siswa menyelesaikan soal di papan tulis atau di mejanya. Siswa mungkin bekerja individual atau bekerjasama dengan teman yang duduk di sampingnya dan sedikit ada tanya jawab.
Adapun kegiatan terakhir adalah siswa mencatat materi yang telah diterangkan yang mungkin dilengkapi dengan soal-soal pekerjaan rumah.
Ciri-ciri pengajaran ekspositori adalah sebagai berikut.
- Metode pengajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu orang (guru) sering mengidentikannya dengan ceramah.
- Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
- Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri, artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Menurut Wina Sanjaya (2009: 185-190) ada 5 langkah dalam prosedur penggunaan metode ekpositori, adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1. Langkah-langkah Metode Ekspositori
No. | Langkah-langkah | Hal-hal yang harus dilakukan |
1. | Persiapan (preparation) | Guru mempersiapkan bahan pelajaran yang lengkap dan sistematis |
2. | Penyajian (presentation) | Guru menyajikan bahan pelajaran secara lisan dan menyampaikannya dengan persiapan yang telah dilakukan. |
3. | Menghubungkan (correlation) | Langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. |
4. | Menyimpulkan (generalization)
| Tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan, dan meminta siswa mengambil kesimpulan materi yang telah diajarkan dengan kata-katanya sendiri. |
5. | Mengaplikasikan (aplication)
| Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah siswa menyimak penjelasan guru. Guru memberikan tugas yang relevan atau tes dari materi yang diajarkan. |
Dari berbagai penjelasan di atas, metode mengajar ekspositori merupakan metode mengajar yang didominasi oleh guru karena materi disampaikan oleh guru secara langsung dengan maksud agar materi dapat dikuasai oleh siswa secara optimal.
Metode ekspositori akan efektif jika:
- Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa (overview). Biasanya materi baru itu diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus, seperti kegiatan pemecahan masalah. Materi yang disampaikan adalah materi-materi dasar seperti konsep-konsep tertentu, prosedur atau rangkaian aktivitas.
- Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehingga siswa akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.
- Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru, misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
- Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu. Misalnya, materi pelajaran yang bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
- Guru menginginkan prosedur tertentu untuk kegiatan praktik. Prosedur tersebut biasanya merupakan langkah baku yang harus ditaati dalam melakukan suatu proses tertentu. Manakala langkah itu dapat tidak ditaati maka dapat menimbulkan pengaruh atau resiko tertentu.
- Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
- Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
- Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan metode yang berpusat pada siswa. Misalnya, tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk pendekatan yang berpusat pada siswa. Dari berbagai penjelasan di atas, secara garis besar metode ekspositori merupakan kegiatan belajar mengajar yang didominasi guru, tetapi metode tersebut juga dapat berpusat pada siswa apabila guru mengikutsertakan siswa dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan metode ekspositori kurang efektif jika guru hanya memusatkan pelajarannya pada isi matematika dan sedikit sekali berinteraksi dengan siswa. Proses
belajar mengajar yang menggunakan metode ekspositori tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik siswa tetapi yang diutamakan adalah aktivitas mental siswa (Hudojo, 1990:124).
Kelemahan dan keunggulan metode ekspositori
Menurut Wina Sanjaya (2009: 190-192) kelemahan dan keunggulan metode ekspositori adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori
No. | Kelebihan Metode Ekspositori | Kelemahan Metode Ekspositori |
1. | Guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran agar dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diajarkan | Metode ekspositori hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak baik. |
2. | Metode ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran cukup luas, sementara waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas. | Metode ekspositori tidak dapat melayani perbedaan setiap siswa baik kemampuan, pengetahuan, minat, bakat dan perbedaan gaya belajar. |
3. | Siswa mendengar penuturan (penjelasan) tentang materi pelajaran, sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi). | Metode ekspositori diberikan melalui ceramah, maka sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuaan sosialisasi, dan kemampuan berpikir kritis
|
4. | Cocok digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar | Keberhasilan Metode ekspositori tergantung apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan mengelola kelas. |
5. |
| Gaya komunikasi terjadi satu arah, mengontrol pemahaman siswa akan materi pelajaran akan sangat terbatas. |
Metode ekspositori sangat cocok digunakan pada kelas yang besar dan materi yang luas serta waktu yang cukup terbatas. Pada materi gerak siswa tidak cukup diberi tugas untuk didiskusikan dengan siswa lainnya, akan tetapi guru memberi penjelasan yang cukup sehingga konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan dapat dikuasai dengan baik oleh
siswa.