Penilaian merupakan proses mengumpulkan informasi mengenai siswa khususnya mengenai apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka dapat kerjakan (Mutrofin, 2002;3). Ada banyak cara untuk mengumpulkan informasi; misalnya, dengan cara mengamati (mengobservasi) siswa pada saat mereka belajar, dengan cara memeriksa (examine) apa yang telah mereka hasilkan, atau dengan cara menguji (testing) pengetahuan dan ketrampilan yang mereka miliki.
Penilaian (assessment) merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran. Penilaian juga seringkali digunakan sebagai cara untuk mengetahui adanya indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran (Baedhowi, 2006;813). Oleh karena itu penilaian tak luput dari perhatian stakeholder pendidikan sebagai bagian dari reformasi kurikulum. Kurikulum dan penilaian (assessment) memiliki hubungan yang sangat erat, kurikulum merupakan acuan materi dipelajari atau dikembangkan dalam pembelajaran, sedangkan assessment merupakan upaya atau proses untuk mengetahui hasil pembelajaran.
Penilaian kinerja (performance assessment) mencoba mengalihkan makna otentisitas yang sama ke dalam kelas dengan menyajikan berbagai tugas yang akan menstimulus berbagai tantangan dan permasalahan dunia nyata (Mutrofin, 2002; 61). Menurut Subchan (2005;18) penilaian kinerja (performance assessment) merupakan penilaian yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan topik pembelajaran yang sedang dipelajari. Penilaian ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa sehingga guru mendapatkan berbagai data dalam bentuk tertulis atau lisan, atau produk tertentu sebagai karya siswa atau kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuannya yang secara keseluruhan merupakan refleksi respon siswa terhadap tugas yang diberikan. Bentuk tugas yang diberikan ke siswa dapat berupa membuat ringkasan, diagram, menggambar, membuat laporan atau makalah, membuat model atau alat peraga, melakukan percobaan dalam laboratorium, mempresentasikan hasil pengamatan dan sebagainya.
Tugas-tugas berbasis kinerja dapat digunakan untuk menilai berbagai macam hasil pembelajaran. Bagaimanapun, penilaian semacam ini secara khusus lebih berguna untuk menilai pemahaman, kompleksitas kecakapan, dan kebiasaan berpikir, yang biasanya tidak diungkap dalam tes konvensional.
Berdasarkan format dan penggunaannya, tugas berbasis kinerja sebagian besar termasuk dalam tiga ketegori berikut : penilaian tugas singkat, penilaian tugas kejadian atau peristiwa, dan penilaian tugas yang diperluas untuk jangka panjang (Mutrofin, 2002;64).
a. Penilaian Tugas Singkat
Penilaian tugas singkat sering digunakan untuk menentukan seberapa jauh siswa telah menguasai keterampilan konsep, prosedur, hubungan, dan pemikiran dasar di dalam satu content area. Pada umumnya tugas-tugas ini dapat diselesaikan dalam beberapa menit saja sehingga beberapa diantaranya dapat digabungkan menjadi satu penilaian. Contoh dari tugas-tugas seperti itu meliputi tugas yang sifatnya terbuka, pertanyaan pilihan ganda yang ditingkatkan, dan pemetaan konsep.
b. Penilaian Tugas Kejadian/Peristiwa
Tugas kejadian dirancang sebagai alat untuk menilai berbagai kompetensi luas seperti kelancaran menulis dan kesanggupan memecahkan-masalah. Walaupun event tasks (tugas-tugas dalam satu kejadian) sering dilandasi dengan bidang-bidang mata pelajaran khusus, namun tugas-tugas itu dirancang tidak hanya untuk menyingkapkan apa yang diketahui oleh siswa, melainkan juga dimaksudkan untuk mengungkap seberapa jauh mereka dapat menerapkan pengetahuannya. Biasanya penyelesaian tugas ini membutuhkan waktu satu periode atau lebih.
c. Penilaian Tugas Yang Diperluas Untuk Jangka Panjang
Tugas-tugas yang diperluas (extended tasks) merupakan program jangka panjang dan bertujuan ganda yang dapat diberikan di awal bagian atau masa belajar. Berbagai aktivitas dan kejadian bersejarah, sering dirancang ke dalam kurikulum agar dapat mendukung siswa saat mereka berupaya menyelesaikan tugas-tugas yang menantang ini. Tugas yang diperluas kebanyakan berupa program pembelajaran jangka panjang dalam satu mata pelajaran. Sedang extend tasks lainnya, dirancang agar dapat digunakan sebagai eksibisi dan ritus alihan (peristiwa yang menandai tahap perkembangan seseorang) sebagai tampilan penguasaan tuntas kompetensi di penghujung rangkaian pembelajaran.
REFERENSI
Baedhowi. 2006. Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 063(12): 812-822.
Mutrofin. 2002. Penilaian Otentik Dan Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
Subchan, W. 2005. Evaluasi dan Hasil Belajar Siswa. Jember: Lab. Sumber Belajar Biologi MIPA Universitas Jember.