Multiple Intelegent: Kecerdasan Naturalis
Eureka Pendidikan. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah kecerdasan siswa. Menurut Purwanto (1998:52), “kecerdasan adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu”. Kecerdasan ini yang membedakan setiap siswa yang satu dengan yang lainnya dalam bertindak dalam hal apapun.
Menurut Gardner dalam Chatib (2011:56), kecerdasan manusia dibagi menjadi kecerdasan multiple atau majemuk, diantaranya “kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis”. Setiap kecerdasan ini akan memengaruhi gaya belajar setiap siswa sehingga guru perlu memahami setiap kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswanya.
Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari banyak dimensi, tidak hanya dilihat dari segi kecerdasan verbal (bahasa) dan kecerdasan logika. Dalam dunia pendidikan kita yang serba seragam, terkadang perbedaan selalu menjadi suatu masalah bagi pihak sekolah dan siswa sehingga siswa terkadang merasa bahwa guru kurang menghargai kemampuan masing-masing siswanya. Sistem pendidikan ini diperkuat dengan pendapat Chatib (2011:12) yang mengatakan:
“sistem pendidikan atau sekolah di Indonesia masih cenderung menyamaratakan standar kecerdasan satu siswa dengan siswa lainnya dengan penilaian metode dan parameter yang sempit, yaitu aspek kognitif saja”.
Penyamarataan pendidikan tersebut, muncullah suatu perlawanan terhadap sistem yang tidak adil, dimana sistem tersebut mematikan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki oleh setiap siswa sehingga siswa tidak dapat berkembang dengan potensi yang dimilikinya. Biologi merupakan sebuah mata pelajaran yang butuh kemampuan dalam mengenali, membedakan, dan mengklasifikasi flora dan fauna. Dalam pelajaran ini, kecerdasan yang tepat untuk memudahkan siswa dalam memahami biologi dengan baik yaitu dengan mengasah kecerdasan naturalis.
Menurut Budiasih dan Sutardi (2010:118), “kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan, dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam maupun lingkungan”. Thomas Amstrong (2013:7) mengatakan bahwa “kecerdasan naturalis adalah keahlian dalam mengenali dan mengklasifikasikan berbagai spesies flora dan fauna, dari sebuah lingkungan individu”. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan, dan bagian lain dari alam semesta. Kecerdasan ini tepat untuk membantu dalam memahami pelajaran biologi dengan mudah.
Setiap siswa memiliki salah satu atau beberapa kecerdasan dari kecerdasan majemuk, dimana setiap kecerdasan ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda pada diri setiap siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan naturalis memiliki ciri-ciri, diantaranya: mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat serta tingkah laku binatang, dan senang kegiatan di luar (alam).
Biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki kecenderungan terhadap alam atau makhluk hidup sehingga orang yang memiliki kecenderungan atau ciri-ciri kecerdasan naturalis ini akan lebih merasa bahagia dan semangat dalam proses belajar biologi. Kecerdasan seseorang akan memengaruhi gaya belajar seseorang. Hal ini harus dipahami oleh seorang guru atau pendidik, dimana dalam memilih gaya mengajar harus sesuai dengan gaya belajar siswa. Gaya belajar siswa adalah proses penerimaan ilmu agar berlangsung dengan baik sedangkan gaya mengajar guru adalah proses transfer ilmu atau informasi yang diberikan guru kepada siswanya.
Setiap kecerdasan memiliki komponen-komponen inti. Begitu pun dengan kecerdasan naturalis, yang menurut Gardner dalam Chatib (2011:56), kecerdasan naturalis memiliki komponen inti, diantaranya:
- Keahlian membedakan anggota-anggota spesies
- Mengenali eksistensi spesies lain
- Memetakan hubungan antara beberapa spesies baik secara formal maupun non-formal.
- Berkaitan dengan kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi, dan identifikasi.
Kecerdasan ini memiliki kecenderungan interaksi kepada hewan, tumbuhan, dan gejala alam serta mampu dalam mengklasifikasi sehingga kecerdasan naturalis akan berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi. Kecerdasan seseorang itu akan terus berkembang (dinamis), tidak statis. Kecerdasan seseorang lebih banyak berkaitan dengan kebiasaan, yaitu perilaku yang diulang-ulang. Menurut Gunawan (2004:139), seseorang bisa saja mempunyai kecerdasan naturalis, yaitu dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan seperti:
- Melakukan perjalanan ke lingkungan, misalnya ke kebun raya atau ke taman safari
- Belajar di alam terbuka
- Mempelajari kejadian alam seperti gempa bumi, gunung meletus, hujan dan banjir, pasang surut air laut dan apa implikasinya bagi manusia.
- Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem
- Mempelajari pengaruh perbuatan manusia terhadap alam baik itu pengaruh positif maupun yang negatif, langsung maupun tidak langsung
- Memelihara hewan atau tanaman di sekolah atau kelas dan berinteraksi dengan mereka secara rutin.
Tahapan-tahapan di atas dapat menghasilkan sebuah hasil yang baik, yaitu mengembangkan kecerdasan naturalis pada siswa untuk membantu dalam proses belajar biologi, dimana hasil yang baik itu akan diperoleh dengan bantuan para guru dalam memberikan siswanya ruang untuk mengembangkan tipe kecerdasan ini dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya terpaku belajar di dalam kelas tetapi siswa dapat belajar biologi dengan menyatu pada alam dan menggunakan kecerdasan naturalis.
Proses pengembangan kecerdasan naturalis ini harus diimbangi dengan bahan-bahan yang mendukung dalam proses
belajar mengajar. Menurut Amstrong (2013:69), bahan-bahan yang mendukung kecerdasan naturalis pada proses pembelajaran, diantaranya:
- Akuarium, terrarium, dan ekosistem portable lainnya
- Kelas stasiun pemantau cuaca
- ECO-STUDI
- Berkebun
- Perangkat lunak yang berorientasi alam
- Peralatan untuk memelajari alam (teropong, teleskop, mikroskop)
- Video, film, dan film tentang alam
- Nature walks atau jalan-jalan di alam terbuka
- Hewan piaraan di dalam ruang kelas
- Tanaman sebagai alat peraga
- Jendela untuk pembelajaran atau Windows onto Learning (menyediakan tempat, biasanya ruang kelas, dimana siswa dapat memajang hasil karya atau proyek mereka). Tempat juga bisa disediakan di luar kelas.
Bahan-bahan di atas merupakan bahan pendukung dalam proses pengembangan kecerdasan naturalis seseorang. Hal ini dikarenakan agar dalam proses belajar mengajar siswa tidak dipisahkan secara langsung oleh alam walaupun mereka
belajar di dalam sebuah ruangan kelas. Akan tetapi, bukan berarti dalam proses belajar siswa hanya selalu di dalam kelas tetapi siswa pun dapat belajar di luar ruangan agar bisa lebih menyatu dengan alam.
Berdasarkan beberapa uraian pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan pengertian kecerdasan naturalis yaitu kemampuan atau keahlian seseorang dalam mengenali dan mengklasifikasi berbagai spesies flora dan fauna, menyukai kegiatan di luar ruangan (alam), mencintai lingkungan, dan lain-lain. Kecerdasan seseorang tidak statis melainkan dinamis, sehingga setiap guru dapat membantu siswa dalam mengasah kecerdasan naturalis siswa untuk mata pelajaran biologi.
Sumber: Skripsi Yunita Wulansari (Pendidikan Biologi Univ. Indraprasta PGRI)