Pengertian Penilaian Otentik:
Eurekan Pendidikan. Penilaian Otentik atau
Autentic Assessment adalah sebuah pengukuran yang mewakilkan seluruh nilai yang benar melekat pada objek yang dinilai dalam hal
kurikulum 2013 objek penilaian tidak lain adalah peserta didik. Pada
kurikulum 2013 pendidik dalam hal ini guru diharapkan dapat melakukan sebuah penilaian otentik dalam mengukur
hasil belajar peserta didik dalam empat kompetensi inti yakni: Spiritual, Sosial, Pengetahuan dan Keterampilan.
Gulikers (2004) mengungkapkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang mampu memfasilitasi siswanya untuk menggunakan kombinasi dari kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikapnya untuk mengaplikasikan sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupannya. Berdasarkan definisi tersebut, guru bukan hanya dituntut untuk mengukur kompetensi siswa pada aspek pengetahuan melalui tes tetapi juga aspek sikap dan ketrampilan, karena aspek sikap dan ketrampilan memiliki peran yang sama dengan aspek pengetahuan untuk menentukan kesuksesan sesorang dalam kehidupannya. Meskipun penilaian sikap dan ketrampilan bukan merupakan hal baru dalam proses belajar mengajar di Indonesia, Kurikulum 2013 memberi warna baru dalam penilaian aspek sikap dan ketrampilan melalui sistematika dan standar penilaian yang diatur melalui Permendikbud No.66 Tahun 2013 yang perlu dipelajari lebih lanjut oleh guru sebagai komponen pendidikan yang bertanggungjawab penuh terhadap penilaian kelas.
B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013
Perbaikan kualitas pendidikan senantiasa menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa yang menginginkan perbaikan kualitas manusianya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan kualitas pendidikan adalah dengan menyempurnakan kurikulum pendidikan yang digunakan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang dirilis oleh pemerintah Indonesia dalam rangka melakukan perbaikan dengan melakukan penguatan pada dimensi proses pembelajaran dan penilaian. Dimensi yang ditekankan dan menjadi perhatian bagi guru selaku pelaksana pendidikan adalah dimensi penilaian dimana kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengukur bukan hanya hasil kerja siswa tetapi juga proses belajar yang dilalaui siswa (Kunandar, 2013). Prinsip penilaian yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 melalui Permendikmud No.66 tahun 2013 tentang standar penilaian adalah penilaian otentik.
Rahayu (2014), Diantara beberapa kelebihan penilaian otentik dalam penerapan kurikulum 2013 antara lain:
- Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
- Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
- Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
- Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
- Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.
- Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.
- Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.
- Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
- Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
- Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
- Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja.
- Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
- Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
- Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
- Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.
Jenis-jenis Penilaian Autentik
- Penilaian Kinerja
- Penilaian Proyek
- Penilaian Portofolio
- Penilaian Tertulis