Siklus Belajar 5E dalam BSCS
Eureka Pendidikan. Model Pembelajaran BSCS 5E merupakan siklus
belajar yang didasarkan pada teori pendidikan, memiliki basis untuk berkembangnya penelitian untuk mendukung efektivitas, dan memiliki dampak yang signifikan terhadap pendidikan sains.
BSCS menggunakan beberapa teknik untuk mengajarkan sains sebagai penelitian. Pertama, menggunakan banyak pernyataan yang mengungkapkan sifat/tujuan sains yang belum pasti. Kedua, dalam meletakkan pernyataan kesimpulan, BSCS menggunakan apa yang disebut dengan narasi penelitian, bahwa guru harus menggambarkan latar belakang gagasan-gagasan penting tentang biologi dan mengikutsertakan
metode penelitian dalam bidang biologi itu sendiri. Ketiga, kajian laboratiorium disusun untuk mengajak siswa melakukan penelitian masalah-masalah, lebih dari sekedar mengilustrasikan teks/tulisan. Keempat, program-program laboratorium didesain dalam bentuk kelompok-kelompok yang melibatkan siswa dalam penelitian tentang suatu masalah biologi yang benar-benar nyata.
Sejak akhir 1980-an model pembelajaran ini telah digunakan dalam materi desain kurikulum BSCS dan ada data penelitian yang mendukung bahwa model pembelajaran BSCS 5E dapat membantu meningkatkan penyelidikan siswa dan keterampilan berpikir kritis serta kreativitas. Model ini menggambarkan urutan mengajar yang dapat digunakan untuk seluruh program, unit khusus, dan pelajaran individu. Model Pembelajaran BSCS 5E memberikan peran penting dalam proses pengembangan kurikulum serta diberlakukannya materi kurikuler di kelas sains. BSCS siklus belajar 5E telah digunakan sebagai inovasi pokok di SD, sekolah menengah, dan sekolah tinggi biologi dan program pengetahuan terpadu. Disamping itu BSCS telah menyelesaikan bagian dari modul tambahan untuk National Instituties of Health (NIH). Model BSCS 5E merupakan bagian elemen pokok unutk modul tersebut.
Tahap-tahap model Pembelajaran BSCS 5E terdiri dari: engagement, exploration, axplanation, elaboration, and evaluation.
1. Engage adalah langkah pertama yang berguna untuk menarik seluruh perhatian siswa agar fokus terhadap kegiatan pembelajaran. Guru menggunakan fakta atau fenomena melalui gambar, video atau presentasi lainnya yang luar biasa yang terkait dengan permasalahan yang akan dipelajari sehingga perhatian siswa terpusat pada hal itu dan siap belajar. Misalnya, guru menayangkan gambar atau video pengikisan daratan oleh air laut. Ketika seluruh perhatian anak sudah terfokus pada persoalan tersebut, guru mengajukan pertanyaan penting, seperti bagaimana cara untuk mencegah abrasi? Mungkin siswa akan menjawab dengan menanam pohon di tepi pantai. Kemudian guru mengajukan pertanyaan pohon atau tanaman seperti apakah yang coco ditanam di tepi laut? Kemudian guru mengajak siswa pergi ke ekosistem mangrove.
2. Langkah kedua adalah Explore, di mana siswa melakukan kegiatan eksplorasi, seperti mengamati struktur akar, struktur percabangan dan daun tanaman mangrove. Guru dapat menfasilitasi siswa dengan tabel sebagai berikut.
No | Nama tanaman | Sistem perakaran | Sistem percabangan | Struktur daun |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. Langkah ketiga adalah
Explain, di mana anak mencoba menemukan dan menjelaskan konsep struktur fungsi tanaman dan hubungannya dengan faktor-faktor abiotik seperti salinitas pada ekosistem mangrove. Guru dapat membimbing siswa melakukan proses ini dengan berbagai pertanyaan stimulan. Misalnya, kenapa tanaman mangrove memiliki sistem perakaran dan daun seperti itu?
4. Langkah keempat adalah Elaborate, yaitu kegiatan memperluas, memperdalam, atau menerapkan konsep yang telah dipahami siswa. Guru dapat menstimulasi siswa dengan pertanyaan, bagaimana mekanisme perakaran tanaman mangrove dalam mengatur turgor sel pada lingkungan dengan salinitas tinggi? Siswa dapat berdiskusi lebih jauh, membaca buku, atau mencari artikel terkait berbagai persoalan tersebut dengan internet.
5. Langkah kelima adalah
Evaluate (evaluasi), di mana guru melakukan tes untuk mengetahui pemahaman siswa akan topik yang dipelajari. Tes bisa berupa tes tulis atau kuis