Dimensi Kognitif
Eureka Pendidikan. Pada dasarnya terdapat dua dimensi pada dunia
pendidikan yaitu dimensi pengetahuan dan proses kognitif. Menurut Anderson & Krathwohl (Suwarto, 2010), dimensi pengetahuan terdiri atas; (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, (4) pengetahuan metakognitif.. Pengetahuan faktual adalah elemen dasar yang para ahli gunakan dalam menyampaikan, memahami dan mengatur disiplin ilmu akademis mereka. Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model, dan teori eksplisit dan implisit yang menunjukkan pengetahuan yang dimiliki seseorang, bisa dikatakan bahwa pengetahuan yang dipakai untuk memecahkan masalah. Pengetahuan prosedural mengenai keahlian-keahlian, algoritma-algoritma, tehnik-tehnik, dan metode-metode yang merupakan spesifik subjek atau spesifik disiplin ilmu. Pengetahuan metakognitif adalah mengenai kesadaran pribadi seseorang, dimana lebih ditekankan kepada murid untuk lebih sadar dan bertanggung jawab atas pemikiran mereka sendiri.
Tujuan
pendidikan adalah untuk mengembangkan daya ingat dan melakukan proses transfer keilmuwan, karena proses transfer adalah indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Kemampuan transfer bagi seorang siswa maksudnya adalah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah diperoleh dikelas untuk menjawab persoalan yang siswa hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Anderson & Krathwohl (Suwarto, 2010), tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi enam kategori proses, yaitu: mengingat (remembering); memahami (understanding), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), menciptakan (create).
1. Mengingat (Remembering)
Untuk mengembangkan proses daya ingat mengenai materi yang dipelajari dalam bentuk yang sama pada saat materi tersebut diajarkan, maka kategori proses kognitif yang relevan adalah mengingat (remembering). Proses kognitif yang berkaitan dengan kategori mengingat adalah menyadari (recoqnizing) dan mengingat kembali (recalling).
a.Menyadari (recoqnizing) adalah aktivitas menarik kembali informasi yang relevan dari memori jangka panjang siswa serta membandingkan informasi tersebut dengan informasi lain yang sedang disajikan.
b. Mengingat kembali (recalling) adalah aktivitas menarik kembali informasi yang relevan dari memori jangka panjang siswa pada saat didesak. Dalam proses ini siswa mencari informasi dalam memori jangka panjangnya dan membawa informasi tersebut kedalam memori pengalaman kerjanya yang siswa lakukan untuk diproses.
2. Memahami (Understand)
Seorang siswa dikatakan memahami jika siswa tersebut dapat mengambil makna dari pesan yang mereka hadapi dalam pembelajaran. Siswa dapat memahami suatu hal jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan sebelumnya telah mereka miliki.. Proses kognitif yang termasuk dalam kategori memahami meliputi proses menginterpretasikan (interpreting), mencontohkan (exemplifying), Mengklasifikasikan (classifying), merangkum (summarizing), menduga (inferring), membandingkan (comparing), menjelaskan (explaining).
- Mengiterpretasikan (interpreting), maksudnya adalah siswa mampu mengubah suatu informasi dari satu bentuk penyajian ke penyajian lainnya.
- Mencontohkan (Exemplifying), maksudnya siswa memberikan contoh khusus mengenai materi, prinsip dasar, atau konsep umum.
- Mengklasifikasi (Classifying), maksudnya seorang siswa menyadari bahwa suatu hal (bisa berupa suatu keadaan atau suatu contoh) termasuk kedalam suatu kategori konsep atau prinsip tertentu.
- Merangkum (Summarizing), maksudnya siswa mengajukan sebuah pernyataan yang mewakili suatu informasi yang telah disajikan sebelumnya, atau seorang siswa meringkas suatu tema umum dari suatu pembelajaran.
- Menduga (Inferring), maksudnya siswa dapat menduga suatu konsep atau prinsip umum berdasarkan kasus yang diberikan kepadanya.
- Membandingkan (Comparing), maksudnya siswa dapat mendeteksi adanya persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, kejadian, permasalahan, situasi dan lain-lain.
- Menjelaskan (Explaining), maksudnya siswa mampu menyusun pemodelan sebab-akibat dari suatu sistem dan menggunakan pemodelan tersebut.. Pemodelan dapat dari suatu teori umum (seperti yang sering terjadi pada bidang ilmu pengetahuan alam), atau didasarkan pada hasil suatu penelitian atau pengalaman.
3. Menerapkan (Apply)
Kategori proses kognitif ini meliputi penggunaan prosedur atau cara kerja tertentu untuk menyelesaikan suatu masalah. Siswa sudah mengetahui prosedur atau cara kerja yang seharusnya digunakan. Jadi para siswa hanya mengembangkan suatu pendekatan yang bersifat rutin dalam tugas yang diberikan. Kategori ini terdiri dari dua proses kognitif, yaitu: (1) proses melaksanakan (executing) dan (2) proses mengimplementasikan, yaitu apabila tugas yang diberikan dalam bentuk suatu persoalan.
a. Melaksanakan (Executing)
Apabila tugas yang diberikan berupa sebuah latihan. Dalam proses melaksanakan, seorang siswa secara rutin melaksanakan suatu prosedur pada saat mereka menghadapi suatu tugas yang telah familiar bagi siswa. Proses melaksanakan ini lebih sering digunakan bersamaan dengan penggunaan keahlian-keahlian tertentu atau penggunaan suatu alogaritma tertentu dan bukannya penggunaan metode a tau teknik tertentu.
b.Mengimplementasikan ( Implementing)
Proses mengimplementasikan terjadi pada saat seorang siswa memilih dan menggunakan suatu prosedur tertentu guna menyelesaikan sebuah tugas yang tidak familiar bagi siswa tersebut. Oleh karena itu, maka proses mengimplementasikan ini diterapkan bersamaan dengan kategori proses kognitif yang lainnya, seperti kategori memahami dan menciptakan. Karena para siswa dihadapkan pada persoalan yang tidak fa miliar bagi mereka, mereka tidak dapat langsung mengetahui prosedur mana dari semua pilihan prosedur yang ada yang harus digunakan.
4. Menganalisa (Analyze)
Menganalisa adalah usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian –bagian tersebut dan hubungan antara bagian -bagian tersebut dengan materi secara keseluruhan. Kategori proses kognitif ini mencakup proses -proses membedakan (differentiating), proses mengorganisasi (organizing), dan proses menghubungkan (attribute).
a. Membedakan (Differentiating)
Proses membedakan ini merupakan proses membedakan bagian-bagian penyusun dari suatu kesatuan hal. Pembedaan tersebut dilakukan berdasarkan tingkat relevansi dan tingkat pentingnya bagian-bagian tersebut. Proses membedakan ini terjadi pada saat seorang siswa mampu memisahkan informasi yang relevan dari yang tidak relevan, atau yang penting dari yang tidak penting dan kemudian mampu untuk memperhatikan atau berfokus pada informasi yang relevan atau yang penting saja.
b. Mengorganisasi (Organizingi)
Yang dimaksud dengan proses mengorganisasi ada lah mengidentifikasi elemenelemen dari suatu bentuk komunikasi atau situasi dan mengenali cara hubungan antar elemen terseebut sehingga elemen tersebut dapat disusun menjadi suatu kesatuan struktur yang koheren. Dalam proses ini, seorang siswa membangun sebuah hubungan yang sitematis dan koheren dari potongan -potongan informasi yag diberikan. Proses mengorganisasi ini biasanya terjadi bersamaan dengan proses membedakan (differentiating).
c. Menghubungkan (Attributing)
Proses in terjadi pada saat seorang siswa mampu untuk menegaskan sudut pandang, penyimpangan, nilai-nilai, atau maksud dari suatu bentuk komunikasi. Yang termasuk kedalam proses ini adalah proses mengurai atau dekonstruksi. Didalamnya, para siswa menentukan maksud dari penulis materi yang diberikankan kepada para siswa tersebut.
5. Mengevaluasi (Evaluate)
Kategori evaluasi diartikan untum membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. kriteria yang paling sering digunakan dalam mengevaluasi adalah kualitas, efisiensi, dan konsistensi, dimana kategori ini dapat ditentukan oleh para siswa atau para guru. Kategori mengevaluasi mencakup sejumlah proses
kognitif, yaitu memeriksa (checking), dan mengkritik (critiquing).
a. Memeriksa (Checking)
Proses memeriksa adalah proses menguji suatu konsistensi internal atau kesalahan internal yang terjadi pada suatu operasi atau produksi.proses memeriksa terjadi pada saat siswa menguji apakah suatu data mendukung atau tidak suatu hipotesis. Disamping itu juga menguji apakah suatu materi yang disajikan mengandung bagian-bagian yang saling berkaitan atau berkontradiksi satu sama lain. Proses memeriksa ini juga akan mencakup proses -proses menentukan keberhasilan kerja suatu rencana.
b. Mengkritik (Critiquing)
Proses mengkritik adalah proses menilai suatu operasi atau produk berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Dalam proses ini, seorang siswa harus mencatat sifat-sifat positif dan negatif dari suatu produk dan membuat penilaian berdasarkan sifat tersebut proses mengkritik ini berisi kegiatan mengkritik dan memberi solusi.
6.Menciptakan (Create)
Mencipta adalah proses mengumpulkan sejumlah elemen tertentu menjadi suatu kestuan yang koheren dan fungsional. Proses ini mengajarakan kepada siswa agar mempu membuat produk baru dengan cara mengorganisasikan sejumlah elemen berdasarkan struktur yang belum pernah ada atau diprediksi sebelumnya. Proses kognitif ini biasanya dikoordinasikan dengan pengalaman belajar yang sudah dimiliki
siswa. Meskipun kategori menciptakan ini mengharuskan adanya suatu pola pikir kreatif dari pihak siswa, pola pikir kreat if tersebut tidak sepenuhnya terbebas dari tuntutan -tuntutan atau batasan-batasan yang telah ditentukan dalam suatu pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Sudrajat. 2013. Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Pembelajaran. Error! Hyperlink reference not valid. pada 16 Maret 2015
M.Hosna. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Daryanto & Mulyo Rahardjo. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta. Gava Media.
Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; Alfabeta
Zaenal Arifin. 2013. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT. Remaja Rosada.