Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif atau kerjasama dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius, yang menekankan manusia adalah makhluk sosial. Kooperatif atau kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup, karena tanpa kerjasama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah dan tanpa kerjasama kehidupan ini akan punah.
Pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan yang menekankan berfikir, berlatih, bertindak demokratis, pembelajaran aktif, saling memberi dan menerima. Sesuai dengan pendapat Ibrahim dkk (2000:19), yang menyatakan bahwa suatu kerangka teoritis dan empiris yang kuat pembelajaran kooperatif yang mencerminkan pandangan manusia belajar dari pengalaman mereka dan berpartisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokratis dan keterampilan logis.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif siswa dapat lebih mudah memahami konsep-konsep dan masalah yang sulit karena dalam pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada pembelajaran bersama dalam kelompok kecil, sehingga siswa dapat saling bekerja sama dan mendiskusikan masalah dengan anggota kelompoknya, dengan demikian kesulitan siswa akan lebih mudah dipecahkan.
Menurut Thompson, et al. (dalam Lie A, 2002), pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atas 5 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 2005).
Ide pembelajaran kooperatif muncul dari filosofi yang mengemukakan agar seseorang dapat belajar, maka ia harus mempunyai teman atau pasangan dalam belajar sehingga teman belajar tersebut dapat diajak untuk memecahkan masalah (Slavin, 2005). Pemikiran yang melandasi hal tersebut adalah sifat manusia yang saling membutuhkan. Kondisi tersebut juga terjadi dalam pendidikan karena siswa tidak dapat mengisolasi dirinya sendiri dari komunitas kelas. Oleh karena itu setiap siswa harus dapat bekerja sama dengan siswa lain.
Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode mengajar dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu teknik pengajaran dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang, dimana anggota bersifat heterogen dipandang dari segi etnis, jenis kelamin dan hasil belajar (Slavin,2005). Mereka bekerja sama dan saling membantu tugas-tugasnya yang diberikan oleh guru.
Selain itu pembelajaran kooperatif juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur dan hanya akan berjalan jika terbentuk suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan (Lie A, 2002:27). Tujuan dari pembelajaran model ini adalah siswa saling membantu dalam proses pembelajaran. Adanya rasa tanggung jawab kepada sesama kelompok, sehinggasemua siswa benar-benar memahami materi dengan baik.
Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: hasil belajar akademik, penerimaan informasi dan pengembangan ketrampilan sosial (Ibrahim, 2005). Pembelajaran kooperatif pada umumnya memiliki ciri-ciri:
- Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi pelajaran;
- Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah;
- Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda-beda;
- Penghargaan berorientasi pada kelompok daripada individu.
Tipe dan Konsep Dasar Model Pembelajaran Kooperatif
Ada banyak tipe model pembelajaran
Cooperative Learning antara lain
Student-Teams-Achievment-Division (STAD),
Team-assisted-individualization (TAI),
Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC),
Group Investigation,
Coop Co-op, dan lain sebagainya. Lungdren (dalam Slavin, 2005: 278-280), menyatakan beberapa konsep dasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif di kelas adalah sebagai berikut:
- Siwa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama;
- Siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara anggota kelompok;
- Siswa diberikan satu evaluasi atau pengharaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok;
- Keterbukaan dalam interaksi pembelajaran ;
- Adanya tanggung jawab individu serta peilaku sosial yang positif.
Keuntungan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arkundato (2007:134-142), pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Adapun keuntungan dari model pembelajaran kooperatif, antara lain:
- Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran;
- Meningkatkan prestasi akademik dan kehadiran di kelas;
- Memperbaiki perilaku dan kehadiran di kelas;
- Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi siswa;
- Memperbaiki interaksi antarsiwa di dalam dan di luar proses belajar mengajar.
REFERENSI
Arkundato, A. 2007. Materi Pokok Pembaharuan dalam Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas Terbuka
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif .Surabaya: UNESA Press
Lie, A. 2002. Mempraktekkan Cooperatif Learning di ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.