Pengembangan Kurikulum : Model Connected
Pengertian Model Connected
Eureka Pendidikan - Model keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan.
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty (1991: 14) adalah : “model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Pengorganisasian
kurikulum secara
separated dirasa banyak memiliki kelemahan maka dicari pengorganisasian dengan cara lain yaitu dengan cara digabungkan atau dikorelasikan dua atau lebih mata pelajaran yang pokok bahasannya atau subpokok bahasannya mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau permasalahan yang sama. Pokok bahasan atau sub pokok bahasan dapat tuntas dan menyeluruh (Dakir, 2010: 44-45).
Menurut Novi Resmini
model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Tetapi, pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Oleh karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Menurut Hadisubroto (dalam Alawiah: 2010) pembelajaran terpadu model terkait adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau hari berikutnya dalam suatu bidang studi.
Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang lain, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas. (Idi, 2007: 143)
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan model
connected adalah salah satu bentuk model kurikulum dimana model ini mengintegrasikan antara materi atau konsep yang satu dengan materi atau konsep yang lain tetapi dalam satu mata pelajaran.
Jenis Pendekatan Model Connected
Menurut Hamalik pendekatan interdisipliner terdiri lagi atas tiga jenis pendekatan, yaitu pendekatan struktural, pendekatan fungsional, dan pendekatan daerah (interfield) yang masing-masing mempunyai penekanan sendiri meskipun antara ketiganya hanya berbeda secara gradual belaka.
Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural bertitik tolak dari suatu struktur tertentu, yang merupakan suatu disiplin ilmu. Contohnya, Ilmu Bumi, Sejarah, dan sebagainya. Berdasarkan disiplin itu, katakanlah berdasarkan sesuatu topik dari Ilmu Bumi, maka kemudian dipelajarilah berbagai disiplin lainnya, misalnya Sejarah, Ekonomi, Politik, dan Antropologi. Berbagai disiplin yang dipelajari tersenut tentu saja berada dalam suatu bidang studi yang sama, dalam hal ini Ilmu Pengetahuan Sosial.
Pendidikan Fungsional
Pendidikan fungsional bertitik tolak dari suatu masalah tertentu dalam masyarakat atau lingkungan sekolah. Masalah yang dipilih dan akan dipelajari tersebut adalah berbagai masalah yang berfungsi dan bermakna bagi kehidupan manusia. Berdasarkan masalah tersebut, dipelajarilah aspek-aspek dari berbagai disiplin yang berada dalam suatu bidang studi yang sama, yang dinilai relevan dengan masalah yang sedang dipelajari. Sebagai contoh, misalkan kita ambil sebuah masalah tentang “Air”. Berdasarkan masalah ini, akan dipelajari aspek kimia, aspek biologi atau fisiologi, aspek ilmu alam, dan aspek lainnya yang terkait dengan permasalahan “Air” tersebut.
Pendidikan Daerah
Pendidikan daerah bertitik tolak dari pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subjek pelajaran. Berdasarkan daerah tersebut, kemudian akan dipelajari aspek biografi, ekonomi, antropologi, adat istiadat, bahasa, dan aspek lainnya. Aspek-aspek yang dipelajari tentu saja merupakan hal yang relevan dengan tersebut dan berada dalam bidang studi yang sama. Misalnya dalam pelajaran IPS, dapat dipilih daerah Bali, Kalimantan atau daerah-daerah lainnya. Kemudian, dibuatlah perencanaan berbagai aspek, seperti geografi daerah Bali, adat istiadat daerah Bali, ekonomi pariwisata daerah Bali, bahasa penduduk Bali, dan sebagainya.
Kelebihan Model Connected
Pembelajaran terpadu model connected memiliki keunggulan dibanding dengan model pembelajaran lain. Beberapa keunggulan pembelajaran terpadu model connected menurut Fogarty anatara lain sebagai berikut:
- Dengan pengintegrasian ide-ide intar bidang studi, maka siswa mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
- Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadi proses internalisasi
- Mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi memungkinkan siswa mengkaji, mengkonsepualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah.
Menurut Hadisubroto (Alawiah: 2010) mengemukakan bahwa keunggulan dari model connected adalah:
- adanya hubungan atau kaitan antara gagasan-gagasan di dalam satu bidag studi, siswa mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dan beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam
- konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh siswa.
- kaitan-kaitan dengan sejumlah gagasan di dalam satu bidang studi memungkinkan murid untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan mengasimilasi gagasan secara bertahap
- model connected tidak mengganggu kurikulum yang berlaku
Menurut Suryosubroto beberapa kebaikan
correlated curriculum dapat disebutkan antara lain:
- dengan korelasi pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu)
- dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah
- korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut.
- dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi peserta didik.
Kekurangan Model Connected
Di samping mempunyai kelebihan,
model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut :
- masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
- tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi.
- memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
REFERENSIIdi, A. 2007.
Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktek. Jogyakarta: AR-RUZZ Media
Dakir. 2010.
Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta
Fogarty, R. 1991.
How to Integrate the Curricula. Illions: IRI/Skylight Publishing, In
Resmini, N. 2012.
Model-Model Pembelajaran Terpadu. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Alawiah, T. 2011.
Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Terkait (Connected) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.