Bahan Ajar Interaktif
Eureka Pendidikan -
Hakikat proses belajar mengajar dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan sebagai kegiatan inti dari pelakasanaan kurikulum. Salah satu faktor kegagalan pembelajaran adalah adanya berbagai jenis hambatan dalam proses komunikasi antara siswa dan guru karena kurang adanya variasi dalam pengajaran dan jarang digunakan media yang dapat memperjelas pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Untuk itu, pentingnya
membangun komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar menjadi salah satu bagian penting pada keberlangsungan proses belajar mengajar. Selain komunikasi antara guru dan siswa, pemilihan media yang tepat menjadi salah satu faktor penting agar transfer ilmu pengetahuan dari guru dapat lebih maksimal sehingga siswa tidak hanya mendengar apa yang disampaikan oleh guru tetapi juga mengikuti proses pembelajaran dengan benar. Oleh karena itu, dalam pembelajaran dibutuhkan suatu media untuk memperlancar proses pembelajaran. Salah satu solusi dalam mengatasi hal tersebut adalah
bahan ajar interaktif.
Bahan ajar adalah susunan bahan yang berasal dari sumber-sumber belajar dan disusun secara sitematis. Menurut Prastowo (2012:17), bahan ajar adalah segala bahan (informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan media pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar, dan sebagainya.
Suatu bahan ajar memiliki enam komponen yaitu petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, lembar kerja, dan evaluasi (Prastowo, 2007:28).
1. Petunjuk belajar
Komponen petunjuk belajar berisi langkah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa dan langkah bagi siswa untuk mempelajari bahan ajar.
2. Kompetensi yang akan dicapai
Bahan ajar berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai siswa.
3. Informasi pendukung
Informasi pendukung berisi berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar sehingga siswa semakin mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan diperoleh.
4. Latihan-latihan
Komponen latihan merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada siswa untuk melatih kemampuan setelah mempelajari bahan ajar.
5. Lembar kerja
Lembar kerja adalah beberapa langkah prosedural cara pelaksanaan kegiatan tertentu yang harus dilakukan siswa berkaitan dengan praktik.
6. EvaluasiKomponen
evaluasi berisi sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada siswa untuk mengukur kompetensi yang berhasil dikuasai setelah mengikuti proses pembelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “interaktif” mengandung arti bersifat saling melakukan aksi atau antarhubungan atau saling aktif. Bahan ajar interaktif dapat dimaknai sebagai bahan ajar yang bersifat aktif dengan desain tertentu agar dapat melakukan perintah balik kepada pengguna (siswa) untuk melakukan aktifitas sehingga siswa terlibat interaksi dua arah dengan bahan ajar yang sedang dipelajari. Menurut
Guidelines for Bibliographic Description of Interactive Multimedia, bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi (Prastowo, 2012:328-329).
Dalam menyiapkan bahan ajar interaktif diperlukan
pengetahuan dan keterampilan mendukung yang memadai, terutama dalam mengoperasikan peralatan, seperti komputer, kamera, video, dan kamera foto. Bahan ajar interaktif disajikan dalam bentuk compact disc (Ditjen Dikdasmenum, 2004). Struktur bahan ajar yang berbentuk CD interaktif meliputi enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian (Prastowo, 2012:329).
Berdasarkan uraian tersebut, bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang mengombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks, atau grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi maka terjadi hubungan dua arah antara bahan ajar dan siswa. Oleh karena itu, siswa dapat terdorong untuk bersikap aktif jika proses
pembelajaran menggunakan bahan ajar interaktif.
REFERENSIDitjen Dikdasmenum. 2004.
Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Diknas.
Prastowo, A. 2012.
Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.