Validitas Instrumen
Eureka Pendidikan - Suatu Instrumen dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Apabila seorang guru hendak melakukan tes untuk melakukan penilaian apakah para siswa dapat menguasai pengetahuan yang telah disampaikan di dalam kelas. Untuk memperoleh hasil yang baik, perlu diadakannya pengembangan tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sekaligus sebagai alat untuk mengukur kemampuan peserta didik. Dari kegiatan ini, seorang guru dapat mengetahui seluk beluk siswa yang diajarkannya, sehingga pembuatan instrument tes dapat dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dilakukan.
Validitas dalam suatu instrument penelitian adalah untuk menunjukkan ketercapaian atau keberhasilan suatu alat dalam mengukur apa yang hendak diukur. Prinsip instrument tes adalah valid tetapi tidak bersifat universal. Derajat validitas hanya berlaku untuk satu kelompok tertentu yang memang telah direncanakan pemakaiannya oleh si peneleti. Misalnya instrument tes ini akan valid jika diujikan dalam kelom A, tetapi belum tentu valid jika diujikan kepada kelompok B.
Secara metodologis, validitas merupakan suatu tes yang dapat dibedakan menjadi empat macam jenis, yaitu validitas isi, konstruk, konkuren dan prediksi. Keempat jenis ini dapat dibedakan lagi menjadi dua macam validitas berdasarkan rentetan berfikirnya, yaitu validitas logic dan validitas empiris.
Validitas logic pada prinsipnya mencakup validitas isi, yang ditentukan berdasarkan pertimbangan (judgment) dari para pakar. Sedangkan validitas empiris ditentukan dengan menghubungkan performasi sebuah tes terhadap criteria penampilan tes yang lainnya dengan menggunakan formulasi statistik.
Berikut uraian singkat dari empat macam jenis validitas yang sering digunakan dalam melakukan validitas terhadap instrument suatu penelitian.
Validitas Isi
Validitas isi adalah derajat dimana sebuah tes dapat mengukur kecakupan substansi yang ingin diukur. Dua aspek yang sangat penting untuk memperoleh validitas isi ialah valid isi itu sendiri dan valid teknik dalam melakukan sampling. Validitas isi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan suatu item yang bertujuan untuk menggambarkan pengukuran dalam suatu cakupan yang hendak diukur. Sedangkan validitas sampling merupakan istrumen yang berkaitan dengan pengujian bagaimanakah baiknya suatu sampel tes dapat mempresentasikan total cakupan isi yang diteliti.
Validitas isi mempunyai peran yang sangat penting untuk tes pencapaian. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli. Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. Melainkan fungsi validitas isi adalah untuk menggambarkan bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validitas isi. Langkah melakukan pertimbangan para ahli untuk melakukan validitas isi seperti beriktu. Pertama, para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengkoreksi semua item yang telah dibuat. Pada akhir perbaikan, mereka diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes tersebtu dapat menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan para ahli tersebut biasanya juga menyangkut kemampuan instrument tersebut dalam mengukur semua aspek yang diwakilkan oleh item soal terhadap apa yang hendak diukur. Atau dengan kata lain, membandingkan antara apa yang harus dimasukkan dengan apa yang hendak diukur dan direfleksikan menjadi tujuan tes.
Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara atau hypothetical construct. Secara definitive, konstruk adalah suatu sifat yang tidak dapat diobservasi tetapi dapat dirasakan pengaruhnya melalui satu atau dua indara tubuh. Dalam ruang lingkup pendidikan teknologi kejuruan misalnya, implikasi orang terampil atau memiliki skil dapat dilihat dengan melalui tingkah laku dia ketika dia melakukan pekerjaannya. Konstruk merupakan sebuah temuan atau suatu pendekatan untuk menerangkan tingkah laku.
Proses melakukan validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara melibatkan hipotesis testing yang dideduksi dari teori yang menyangkut dengan konstruk yang relevan. Misalnya jika suatu teori kecemasan menyatakan bahwa seseorang yang memiliki kecemasan yang lebih tinggi akan bekerja lebih lama untuk menyelesaikan suatu masalah, dibandingkan dengan orang yang memiliki tingkat kecemasan yang rendah. Tetapi jika yang berlaku malah sebaliknya, bukan berarti bahwa tes yang sudah baku tadi berarti tidak melakukan pengukuran terhadap kecemasan seseorang. Atau dengan kata lain hipotesis yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dengan kecemasan tinggi tidak benar. Dari kasus tersebut mengindikasikan bahwa konstruk yang berhubungan dengan orang yang memiliki kecemasan tinggi memerlukan kajian ulang guna mendapatkan koreksi dan untuk melakukan penyesuaian kembali.
Validitas Konkuren
Validitas konkuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan validasi konkuren biasanya diadministrasikan dalam waktu yang sama dengan criteria valid yang sudah ada. Seringkali terjadi bahwa pembuatan dan pengembangan tes digunakan untuk pekerjaan yang sama seperti beberapa tes yang lainnya tetapi dengan cara yang lebih mudah dan lebih cepat.
Dalam membuat validitas konkuren dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti dibawah ini:
- Administrasikan tes yang baru dilakukan tehadap guru atau anggota kelompok.
- Catata tes baku yang ada termasuk beberapa koefisien validitasnya jika ada.
- Hubungkan atau korelasikan dua tes skor tersebut.
Validitas Prediksi
Validitas prediksi adalah derajat yang ditunjukkan suatu tes dapat memprediksi tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan. Instrumen validitas prediksi mungkin bervariasi bentuknya bergantung dari beberapa faktor misalnya kurikulum yang digunakan, buku pegangan tang dipakai, intensitas mengajar, dan letak geografis atau daerah sekolah. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes prediksi adalah perlunya memperhatikan proses dan cara membandingkan instrument yang divalidasi dengan tes yang telah dibakukan.
Validitas prediksi suatu tes pada umumnya ditentukan dengan membangun hubungan antara skor tes dan beberapa ukuran keberhasilan atau disebut dengan istilah predictor. Sedangkan tingkah laku yang hendak diprediksi pada umumnya disebut dengan istilah criterion. Sekuensi dalam membuat validasi prediksi suatu tes diantaranya mengidentifikasi dan mendefinisikan secara teliti criteria yang akan dicapai. Criteria yang dipilih harus dapat mengukur validitas terhadap tingkah laku yang akan diprediksi.Dan yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti ketika sebuah kriteria telah ditentukan adalah mengenai ketercapaian suatu kriteria terhadap apa yang telah ditentukan.
Dalam menentukan kriteria suatu obyek, sebaiknya hindari jika suatu rata-rata kriteria dasarnya terlalu tinggi. Rata-rata yang terlalu tinggi menandakan bahwa sebuah tes yang telah dilakukan memiliki instrumen soal yang sangat mudah. Ketika kriteria sudah ditentukan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan validitas prediksi suatu tes dengan cara seperti dibawah ini:
- buat item tes sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
- tentutkan grup yang dijadikan subyek dalam pilot study
- identifikasi criteria prediksi yang hendak dicapai.
- tunggu sampai tingkah laku yang diprediksi atau variabel kriteria muncul dan terpenuhi fslsm grup yang telah ditentukan.
- capai ukuran-ukuran kriteria tersebut.
- korelasikan dua set skor yang dihasilkan.
Sumber Referensi : Sukardi.2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara