Instrumen Penelitian
Eureka Pendidikan. Melakukan penelitian berarti orang tersebut sedang berusaha untuk mengumpulkan informasi dan data. Pengumpulan informasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu tujuan penelitian adalah untuk memecahkan sebuah permasalahan dengan menganalisis data yang sudah diperoleh. Dalam memperoleh informasi atau data dari sebuah penelitian, tentu kita membutuhkan sebuah alat untuk mengumpulkan semua informasi yang kita inginkan. Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam sebuah penelitian selanjutnya kita sebut dengan instrument penelitian. Instrumen dapat juga diartikan sebagai alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data mengenai qualitas maupun kuantitas sebuah objek ukur
Menurut Sukmadinata (2010;230) instrument penelitian adalah berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi tentang pertanyaan dan pernyataan yang alternative jawabannya memiliki standard jawaban tertentu, benar salah maupun skala jawaban. Instrument yang berisi jawaban skala, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis”. Sedangkan menurut Sugiono (2009;76) instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrumentasi Dalam Sebuah Penelitian
Kegiatan meneliti atau mengamati pasti tidak akan pernah lepas dengan data hasil penelitian. Data hasil penelitian diperoleh peneliti dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode pengumpulan data merupakan suatu langkah penting dalam sebuah penelitian. Data yang diperoleh inilah yang nantinya digunakan untuk pengujian atau analisis. Kualitas data yang diperoleh akan sangat berpengaruh pada siapa nara sumbernya, bagaimana dan dengan cara atau alat apa data itu diperoleh atau dikumpulkan. Sumber data yang diperoleh dari sebuah penelitian dibedakan menjadi dua macam data. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari nara sumbernya. Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari pihak ke tiga, atau data ini sudah terdokumentasikan sehingga peneliti tinggal melakukan analisis data.
Data yang diperoleh baik merupakan data primer maupun data sekunder, dalam pengumpulan atau pengukurannya selalu menggunakan alat pengukur yang lazim disebut dengan instrumen. Instrumen merupakan segala macam alat bantu yang digunakan peneliti untuk memudahkan dalam pengukuran variabel. Pengukuran data dengan variabel eksak, kita dapat menggunakan instrumen yang sudah tersedia dan sudah terstandarisasi, misalnya barometer, tachometer, thermometer, timbangan dan lain sebagainya. Tetapi untuk variabel yang lebih bersifat abstrak dan kompleks (misalnya konsep) masih sangat jarang ditemukan instrumen yang standart. Apabila sebuah penelitian dihadapkan pada pengukuran mengenai kepuasan konsumen, motivasi, loyalitas dan yang semacam itu, maka peneliti harus mendesain (membuat) instrumen yang dapat mengukur tingkat kepuasan loyalitas dan lain yang disebutkan tadi dengan menggunakan berbagai macam alat instrumen seperti angket, kuesioner sehingga tujuan untuk mendeskripsikan yang dapat dipenuhi. Sebelum memilih instrumen atau bahkan mendesain instrumen, perlu dilihat terlebih dahulu mengenai metode apa yang akan kita gunakan dalam mengumpulkan data, apakah observasi, wawancara, kuesioner, atau dokumentasi. Untuk lebih memahami instrumen apa yang harus digunakan dalam sebuah penelitian, berikut sekilah mengenai beberapa metode dalam pengumpulan data.
Ditinjau dari cara atau Metode Pengumpulan Ini, terdapat beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
Ujian / Tes
Pada umumnya pengumpulan data menggunakan tes adalah untuk mengukur, walaupun beberapa bentuk tes bersifat deskriptif misalnya tes psikologi dan tes kepribadian. Namun, deskriptif yang dihasilkan tetap mengarah kepada karakteristik atau kualifikasi tertentu sehingga mirip dengan interpretasi dari hasil pengukuran. Tes pada dasarnya digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama dalam aspek pengetahuan dan keterampilan.
Angket
Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrument atau alat pengumpulan datanya juga berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari sebuah informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta. Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup.
Angket Terbuka
Pada angket dengan pertanyaan terbuka, berisi sebuah pertanyaan atau pernyataan yang dapat diisi oleh responden dengan jawaban yang bebas tanpa ada unsure paksaan. Dalam soal angket, tidak ada anak pertanyaan ataupun sebuah rincian yang mengarahkan responden pada sebuah jawaban. Soal-soal yang terdapat pada angket harusnya pertanyaan yang bisa dijawab sesuai dengan persepsi responden itu sendiri.
Angket Tertutup
Dalam pembuatan angket tertutup, pertanyaan atau pertanyaan sudah disusun secara berstruktur di samping ada pernyataan pokok, juga ada anak pertanyaan atau sub pertanyaan. Pada angket tertutup, pertanyaan atau pertanyaan yang ada telah memiliki alternative jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Dengan kata lain, angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden yang diminta memberi jawaban tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dalam pilihan jawaban dengan memberi tanda silang atau checklist.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut (Usman dan Akbar, 2003: 72):
Keuntungan angket tertutup adalah: mudah diolah, responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya, pengisian menggunakan waktu yang singkat, dan dapat menjaring responden yang relatif banyak karena responden lebih mendalam.
Keuntungan angket terbuka adalah: responden dapat mengungkapkan buah pikirannya, dan berguna bila peneliti ingin mengetahui keadaan responden lebih mendalam.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
Kelemahan-kelemahan angket tertutup adalah: responden tidak mempunyai kesempatan untuk menjawab lebih bebas, dan ada kemungkinan responden asal mengisi saja. Kelemahan-kelemahan angket tertutup adalah: sukar mengolahnya, perlu waktu yang relatif panjang untuk mengisinya, dan nilai jawaban yang tidak sama.
Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara (Hadeli, 2006). Sedangkan menurut nasution (2003;113), wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
Pengumpulan data menggunakan wawancara ini lebih sering digunakan dalam sebuah penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian (cresswell, 2008).
Sebagai keuntungan wawancara dikemukakan antara lain adalah (Nasution, 2003: 125):
- Dapat memperoleh keterangan yang sedalam-dalamnya tentang suatu masalah, khususnya yang berkenaan dengan pribadi seseorang.
- Cepat memperoleh informasi yang diinginkannya.
- Dapat memastikan bahwa respondenlah yang member jawaban. Dalam angket kepastian ini tidak ada.
- Dapat berusaha agar pertanyaan yang diajukan benar-benar dapat dipahami oleh responden.
- Wawancara memungkinkan fleksibilitas dalam cara-cara bertanya. Bilajawaban tidak memuaskan, tidak tepat atau tidak lengkap, pewawancara dapat mengajukan pertanyaan lain.
- Pewawancara yang sensitif dapat menilai validitas jawaban berdasarkan gerak-gerak, nada, dan ekspresi tubuh responden.
- Informasi yang diperoleh melalui wawancara akan lebih dipercaya kebenarannya salah tafsiran dapat diperbaiki sewaktu wawancara dilakukan. Jika perlu pewawancara dapat lagi mengunjungi responden bila masih perlu penjelasan.
- Dalam wawancara responden lebih bersedia mengungkapkan keterangan-keterangan yang tidak diberikannya dalam angket tertulis.
Wawancara juga mempunyai sejumlah kelemahan yang perlu diperhatikan agar peneliti sedapat mungkin mempengaruhinya, yaitu (Riyanto, 2001: 86):
- Kurang efisien, dilihat dari waktu, tenaga dan biaya.
- Faktor bahasa, baik dari segi pewawancara maupun responden sangat mempengaruhi hasil atau data yang diperoleh.
- Dapat menyulitkan dalam pengolahan dan analisis data yang diperoleh.
- Menekan responden untuk segera memberikan jawaban dari pertanyaan yang dilakukan oleh interviewer.
- Diperlukan adanya keahlian atau penguasaan bahasa dari interviewer.
- Memberikan kemungkinan interviewer dengan sengaja memutarbalikan jawaban. Bahkan memberikan kemungkinan interviewer untuk memalsu jawaban yang dicatat di dalam catatan wawancara atau tidak jujur.
- Apabila interviewer dan responden mempunyai perbedaan yang sangat menyolok sulit untuk mengadakan komunikasi interpersonal sehingga data yang diperoleh kurang akurat.
- Jalannya interviewer sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sekitar yang akan menghambat dan mempengaruhi jawaban dan data yang diperoleh.
Pengamatan / Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian utnuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila obyek penelitian bersifat perilaku,tindakan manusia, dan fenomena alam, proses kerja dan penggunaan responden kecil. Observasi dapat dilakukan dengan cara partisipasi ataupun nonpartisipasi. Dalam observasi partisipasi, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Pengamat ikut sebagai peserta. Dalam peserta non partisipasi pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan sebagai pengamat dan tidak ikut dalam kegiatan.
Kedua jenis observasi ini ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan observasi partisipatif adalah responden yang diamati tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi sehingga situasi dan kegiatan berjalan secara wajar tidak ada yang dibuat-buat. Namun, dalam melakukan observasi partisipatif, pengamat harus bekerja dua kali selain ikut serta dalam setiap kegiatan, pengamat juga sekaligus melakukan pengamatan dan hal ini yang membuat pengamat menjadi lupa dengan tugas penelitiannya karena terlalu focus dalam kegiatan yang diikutinya.
Pada observasi non partisipatif, pengamat dapat lebih focus dalam mengamati. Namun, karena responden mengetahui kehadirang seorang peneliti yang sedang melakukan pengamatan, maka perilaku atau kegiatan responden yang diamati bisa menjadi kurang wajar karena dibuat-buat. Seperti halnya wawancara, sebelum melakukan pengamatan sebaiknya peneliti menyiapkan pedoman dalam melakukan observasi. Dalam penelitian kualitatif, pedoman observasi ini hanya berupa garis besar atau butir-butir umum kegiatan yang akan diobservasi. Rincian dari aspek-aspek yang diobservasi dikembangkan di lapangan dalam proses pelaksanaan observasi.
Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan atau semua data yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung dengan foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Langkah-langkah penyusunan Instrumen Penelitian
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mengkaji secara teoritik tentang substansi yang akan diukur. Peneliti harus menentukan defenisi konseptual kemudian definisi operasional. Selanjutnya definisi operasional ini dijabarkan menjadi indikator dan butir-butir. Menurut Tim Pusisjian (1997/1998), ada enam langkah untuk mengembangkan instrumen alat ukur, yaitu:
- Menyusun spesifikasi alat ukur termasuk kisi-kisi dan indikator
- Menulis pertanyaan
- Menelaah pertanyaan
- Melakukan uji coba
- Menganalisis butir instrumen
- Merakit instrument dan memberi label
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu:
- Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
- Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
- Mencari indikator dari setiap dimensi.
- Mendeskripsikan kisi-kisi instrument
- Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrument
- Petunjuk pengisian instrumen.
Edited by Ahmad Dahlan