Peranan dan Pemilihan Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
Eureka Pendidikan. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dalam penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak akan dapat melakasanakan tugasnya bila tidak menguasai satupun.
Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. hal ini berlaku baik pada guru maupun pada siswa. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan (winarno surakhmad 1990:96). Dengan demikian seorang guru harus mampu menerapkan metode yang cocok untuk situasi dan kondisi khusus dalam pencapaian tujuan pembelajaran. dalam hal ini adalah pembelajaran materi fisika. metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukaakan para ahli psikologi dan pendidikan (Sayaiful Djamarah, 1991; 72).
b. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar
i. Metode sebagai alat motivasi intrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peran yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan
belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M (1998; 90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
ii. Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang lambat dan ada yang sedang. Faktor intelegensi memepengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah N.K (1989;1) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
iii. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
i. Anak didik
Anak didik adalah manusia yang berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejunlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Dari aspek psikologis di sekolah, perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup (introver), ada yang terbuka (ekstrover), ada yang pemurung, ada yang periang dan sebagainya.
ii. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang terendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
iii. Situasi
Situasi kegiatan
belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
iv. Fasilitas
Fasilitas adalah hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik sekolah.
v. Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menetukan metode.
d. Metode Yang Dikembangkan
Metode yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah metode problem solving. Menurut Srijono,Dkk (1992:118) bahwa metode problem solving adalah suatu cara mengajar dengan menghadapakan siswa pada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan. Metode ini menuntut kemampuan untuk melihat sebab akibat berbagai data dan kemudian menarik kesimpulan. Menurut Djajadisastro pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar yang merangsang peserta didik untuk menganalisis dan melakukan sintesa atau kesatuan struktur dan situasi dimana dia berada atas inisiatif sendiri. Selanjutnya dijelaskan metode pemecahan masalah (problem solving) sebagai cara penyajian bahan pengajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisa dan sintesis dalam usaha mencari pemecahannya.
Menurut John Dewey (Loree: 1970) yang dikutip oleh A.Tabrani Rusyam, (1997:19) bahwa pendekatan dalam proses belajar mengajar mengemukakan bahwa belajar pemecahan masalah itu berlangsung sebagai berikut:
a) Menegaskan dan merumuskan masalah.
b) Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis.
c) Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan.
d) Mengadakan pengujian secara eksperimental.
Dengan demikian proses belajar yang tertingi hanya mungkin dapat berlangsung kalau proses-proses belajar fundamental lainnya di miliki dan di kuasai. Hal lain yang diperlukan adalah bahwa kepada peserta didik hendaknya:
i. Di berikan stimulus yang dapat menimbulkan situasi bermasalah dalam diri peserta didik.
ii. Diberikan kesempatan untuk berlatih merumuskan dan mencari alternatif pemecahannya.
iii. Diberikan kesempatan untuk menjalani sendiri melaksanakan pemecahan dan pembuktiannya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat di mengerti bahwa metode pemecahan dapat menjadikan siswa menjadi terampil menghadapi masalah dan berusaha memecahkannya serta memiliki pengetahuan yang fungsional berguna untuk siswa itu.
Langkah-langkah pemecahan masalah (problem solving) yang paling terkenal yang dikemukakan oleh John Dewey, yakni:
(i) Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan.
(ii) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
(iii) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
(iv) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
(v) Mengambil kesimpulan.
Berdasarkan hal tersebut di atas tergambar bahwa problem solving dapat dipandang sebagai manipulasi informasi secara sistematis, langkah demi langkah, dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu hasil pemikiran sebagai respon terhadap problema yang dihadapi. Metode problem solving menuntut kemampuan untuk dapat melihat hubungan sebab akibat atau hubungan diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan solusi permasalahan.
Metode problem solving mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1. Kelebihan metode problem solving
- Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
- Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
- Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari permasalahannya.
2. Kekurangan metode problem solving
- Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa.
- Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak.
- Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok.