Model Learning Cycles
Eureka Pendidikan. Learning Cycle adalah suatu
model pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (student centered). Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dengan jalan berperan aktif. Learning cycle pada umumnya terdiri dari fase ekplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introductian) dan aplikasi konsep (concept aplication) (Karpus dan Their dalam Renner et al,1988)
Model siklus
belajar juga dijabarkan dengan menekankan pada pentingnya pengungkapan konsep awal siswa dan penerapan pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran. Model pembelajaran ini mempunyai tiga fase dalam pembelajaran polanya dapat digambarkan pada bagan berikut dibawah ini. Lawson(1988)
a. Fase pertama: Ekplorasi
Pada fase ekplorasi siswa diberi kesempatan untuk untuk memanfaatkan panca inderanya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan alam atau siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri mengamati suatu fenomena. Pada fase ini siswa menyelidiki fenomena dengan bimbingan minimal. Kriteria fenomena yang diamati oleh siswa adalah: menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat mereka pecahkan dengan menggunakan gagasan yang mereka miliki atau pola-pola penataran yang biasa mereka gunakan. Fase ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyarankan gagasannya yang dapat bertentangan atau menimbulkan perdebatan. Sehingga mereka dapat melakukan suatu analisis mengapa mereka mempunyai gagasan demikian. Fase ini juga bertujuan untuk membawa siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki.
b. Fase kedua Pengenalan konsep
Pada fase ini guru memperkenalkan kepada siswa hubungan antara konsep-konsep yang terlibat dalam fenomena yang diselidiki dan mendiskusikan.
c. Fase ketiga ; Aplikasi Konsep
Fase ini menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menggunakan konsep-konsep yang telah diperkenalkan oleh guru dan menjelaskan suatu permasalahan yang berkaitan dengan konsep tersebut, selain itu pada fase ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi belajar karena siswa mengetahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari.
Learning Cycle pada dasarnya lahir dari paradigma konstruktivisme sosial Vigotsky dan teori
belajar bermakna Ausubel (Dasna,2005). Learning Cycle melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi siswa untuk secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Implementasi learning cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivist yaitu:
- Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir
- Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa
- Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah (Hudojo,2001)
Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, seperti dalam falsafah behaviorisme, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung. Proses pembelajaran yang demikian akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam diri siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Hasil-hasil penelitian menunjukkan keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa (budiasih dan widarti,2004 ; Fajaroh dan Dasna,2004) menyatakan bahwa learning Cycle merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru penerapan learning cycle ini memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Sedangkan ditinjau dari dimensi siswa, penerapan learning cycle ini memberikan keuntungan sebagai berikut:
- Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
- Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa
- Pelajaran menjadi lebih bermakna
Adapun kekurangan penerapan learning cycle yang harus diantisipasi diperkirakan sebagai berikut (Soebagio,2000):
- Efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran
- Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi
- Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran
- Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.