Teknik Sampling dalam Penelitian
Eureka Pendidikan. Penelitian kuantitatif dapat dikatakan sebagai penelitian yang berupaya mengeneralisasikan hasil penelitian kepada populasi yang memiliki kesamaan. Namun karena berbagai pertimbangan, peneliti tidak dapat melakukan penelitian menggunakan populasi. Maka, peneliti dapat menggunakan sampel. Sampel merupakan anggota dari populasi yang akan diteliti. Agar pengambilan sampel dapat mewakili populasi maka diperlukanlah teknik pengambilan sampel yang dikenal dengan teknik sampling.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non-probabilty Sampling. Probability sampling merupakan cara pengambilan sampel yang dilakukan secara acak, sehingga seluruh anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Sedangkan, Non-Probability Sampling merupakan cara pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis dari Probability Sampling dan Non-Probability Sampling.
Secara mendasar, Probability Sampling meliputi, Simple Random Sampling, Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified RandomSampling, dan Cluster Random Sampling.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Syarat utama probability sampling dilakukan adalah sample diambil dari populasi yang homogen. Ramdom sampilng atau dalam bahasa Indonesia disebut juga Rambang hedaknya memebrikan gambaran bahwa distribusi data pada populasi akan berlaku secara sembarang pada setiap anggota dari populasi. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen atau memiliki kesamaan. Dengan demikian, anggota populasi yang dipilih akan mampu mewakili kondisi populasi.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Sebagai contoh apabila peneliti ingin melakukan survey mengenai perspektif siswa mengenai program sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan sampah dalam lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh siswa secara terjadwal. Populasinya adalah seluruh siswa SMA Y, yang memiliki strata kelas X,XI dan XII. Misalnya, jumlah siswa kelas X= 150, kelas XI=120 dan kelas XII=100, maka jumlah sampel yang diambil meliputi jenjang kelas tersebut.
c. Disproportionate stratified random Sampling
Teknik ini umumnya digunakan untuk menentukan jumlah sampel, dengan kondisi populasi berstrata namun kurang proporsional. Sebagai contoh, di sebuah organisasi mahasiswa jurusan pendidikan matematika, terdiri atas beberapa tingkat/ semester anggota dari organisasi mahasiswa tersebut , yaitu: semester 1 berjumlah 20 orang, semester 3 berjumlah 25 orang, semester 5 berjumlah 4 orang dan semester 2 berjumlah 1 orang. Maka, untuk mahasiswa semester 5 dan semester 7 harus diambil seluruhnya karena jumlahnya terlalu kecil apabila dibandingkan dengan yang lain.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Sebagai contohnya adalah Cluster Sampling karena berkaitan dengan daerah yang memiliki jumlah subyek yang banyak. Salah satu bentuk cluster sampling adalah Multi-Stage Random Sampling. Multi-Stage Random Sampling (penarikan sampel bertahap) dilakukan jika cakupan penelitian (populasinya) sangat besar. Tahap yang dilaksanakan dilakukan dari daerah yang besar menuju daerah yang lebih kecil.
2. Nonprobability Sampling
Non Probability sampling adalah teknik yang sampling yang diambil dengan tujuan dan maksud tertentu oleh peneliti. Tujuan ini muncul bisa disebabkan oleh masalah penelitian, sehingga teknik non probability sampling tidak dapat dilakukan generalisasi kesimpulan terhadap populasi.
Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling insidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
a. Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Kemudian, pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor mengambil nomor berdasarkan kelipatan dari bilangan tertentu, nomor genap atau ganjil saja.
b. Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sehingga jumlah (kuota) yang diinginkan terpenuhi.
c. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti di awal dapat digunakan sebagai sampel, namun tetap dengan syarat apabila orang yang ditemui tersebut kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian terhadap cara guru biologi mengajar di suatu wilayah, maka sampel sumber datanya adalah guru biologi. Namun, sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh merupakan teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil, seperti kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling merupakan teknik penentuan sampel yang pada awalnya berjumlah kecil kecil, kemudian membesar, sebagaimana analogi bola salju. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.